Aksi pembantaian etnis Rohingya oleh Myanmar mengingatkan publik pada Ashin Wirathu. Sosok yang berkepala pelontos itu adalah seorang biksu Budha yang disebut-sebut sebagai penggerak kaum Budha untuk membantai muslim Rohingya.

Wakil Sekretaris Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Aceh, Fajar Saputra, mengatakan, untuk menjadi biksu tersebut harus menaati lebih kurang 200 aturan.

“Salah satunya adalah sila pertama Pancasila Buddhis, yaitu tidak boleh membunuh. Ini aturan yang harus dipatuhi seorang biksu,” kata Fajar.

Jadi, sosok Ashin Wirathu, menurut Fajar memang sudah tidak dianggap sebagai biksu, karena ia diduga kuat telah melakukan kejahatan kemanusian tersebut.

“Jika telah membunuh, dia tidak lagi dikategorikan sebagai biksu, dia telah melanggar aturan dan memang sudah tidak diakui sebagai biksu. Jadi, kami umat Budha tidak pernah menganggap Ashin Wirathu seoroang biksu,” tegasnya.

Sebelumnya, sudah sekitar 87.000 pengungsi etnis minoritas Rohingya telah tiba di Banglades sejak kekerasan meletus di negara tetangga Myanmar pada 25 Agustus, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (4/9/2017).

Ribuan minoritas Rohingya tanpa kewarganegaraan itu telah meninggalkan Myanmar.

Mereka memenuhi wilayah perbatasan kedua negara sejak pertempuran terbaru itu meletus.
Kedatangan pengungsi baru itu menambah beban berat bagi kamp-kamp pengungsi Rohingya yang sudah penuh sesak di Banglades, yang lari dari kekerasan pada Oktober 2016.

Penumpukan persoalan itu menimbulkan kekhawatiran akan krisis kemanusiaan parah.
Karena para aktivis masih kesulitan untuk menangani derasnya arus pengungsian itu.

Sekitar 20.000 orang telah berkumpul di perbatasan.

Mereka sedang mengantre untuk masuk ke Banglades, demikian kata PBB dalam sebuah laporan.
Dhaka, ibu kota Banglades meningkatkan kontrol di perbatasan menyusul kekerasan terbaru di negara bagian Rakhine, Myanmar pada 25 Agustus lalu.
Kekerasan di Myanmar ini mencuatkan salah satu Biksu Budha Ashin Wirathu.

Biksu yang disebut sebagai penggerak kaum Buddha di Myanmar untuk menyerang Rohingya.
Nama tersebut kembali menjadi sorotan publik menyusul tragedi genosida etnis Rohingya yang kembali mencuat ke permukaan. Ashin Wirathu adalah pimpinan kelompok kontroversial 969. (tribun)