Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu harus menanggung malu saat berhadapan dengan Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE), Frederica Mogherini.
Menlu UE menyatakan, pihaknya tetap berpegang teguh pada sikap menolak mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Hal itu disampaikan Mogherini saat melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Brussels.
Dalam pertemuan itu, Mogherini menyatakan bahwa UE akan terus mengakui "konsensus internasional" di Yerusalem. Dia juga mengulangi komitmen UE untuk solusi dua negara dan bahwa kepentingan Israel untuk menemukan solusi berkelanjutan untuk menyelesaikan konflik dengan orang-orang Palestina.
"UE akan meningkatkan upaya perdamaiannya, dan akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas bulan depan," ucap Mogherini, seperti dilansir Reuters pada Senin (11/12).
Di kesempatan yang sama, Mogherini juga mengecam serangan terhadap Israel dan Yahudi di sejumlah kota di dunia, termasuk di Eropa. Rencana Trump untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem memang telah memicu protes keras di berbagai belahan dunia.
Penolakan yang sama juga disampaikan para Menteri Luar Negeri UE, saat mereka melakukan pertemuan-makan siang dengan Netanyahu di Brussel.
Para Menteri Luar Negeri UE, dalam pertemuan itu mengulangi posisi mereka bahwa wilayah yang diduduki Israel sejak perang 1967, termasuk Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan, bukan bagian dari perbatasan Israel yang diakui secara internasional.
0 Komentar