Militer Myanmar kembali terlibat bentrok dengan militan Muslim Rohingya. Akibatnya, ribuan penduduk etnik Rohingya terdampar di perbatasan karena menghindari kekerasan dan konflik yang terus berlanjut. Peristiwa itu memancing simpati dari dunia Internasional. 

Pahlawan demokrasi Myanmar, Aung San Suu kyi, mengaku terganggu dengan sikap negara lain terkait masalah yang menimpa Muslim Rohingya di Rakhine. Suu Ki menganggap beberapa negara terlalu ikut campur atas masalah yang terjadi di negaranya.

"Publik Indonesia selalu mengganggu kami. Mereka seakan lebih tahu tentang kondisi yang terjadi di sini, ," kata Suu Kyi, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir BBC, Sabtu (26/8).

Peraih Nobel Perdamaian itu terlihat naik pitam saat ditanya tentang Muslim Rohingya yang jadi sasaran kekerasan di Myanmar. 

Baca Juga:
Sebut Suu Kyi Berhati Iblis, Panglima Militer Turki Ancam Merudal Basis Pertahanan Myanmar


"Kami hanya ingin orang-orang di Indonesia tutup mulut dan diam. Stop pembahasan mengenai Muslim Rohingya. Urus saja negeri kalian. Karena kalian tak berhak mengatur hidup kami," kata Suu Kyi.

Suu Kyi menuai kritikan dari masyarakat internasional karena tidak mengecam kekerasan dan pembunuhan terhadap masyarakat Muslim Rohingya yang tanpa kewarganegaraan. Kelompok Buddha radikal pimpinan Wirathu yang disebut sebagai salah satu provokator dalam kekerasan itu.

Baca Juga:
Gara-gara Patung Dewa Perang, Biksu Myanmar Ancam Indonesia: "Biarkan atau ribuan biksu kami menggempur anda"


Seperti diketahui, kekerasan kembali menimpa etnis Muslim Rohingya. Milter Myanmar kembali melakukan pembantaian, sebagai dalih atas balasan terhadap serangan yang dilakukan militan Muslim Rohingya, terhadap pos-pos polisi Myanmar.

Akibat kejadian itu, setidaknya dua desa habis dibakar Myanmar. Yang menyebabkan 80-an lebih tewas. (bbc/reuters)