Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pada Oktober 2017 impor jeruk mandarin dari China naik hingga 147,5% atau tembus USD9,9 juta dibanding September 2017. Pada September 2017, nilai impor jeruk mandarin baru sekitar USD4 juta dan sebulan berikutnya naik menjadi USD9,9 juta.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, total nilai impor pada Oktober 2017 sekitar USD14,19 miliar atau naik 11,04% dibanding September 2017 yang sebesar USD12,78 miliar. Sementara, dibanding Oktober 2016, nilai impor naik sekitar 23,33% di mana pada Oktober 2016 nilai impor mencapai USD11,5 miliar.

"Nilai impor pada Oktober 2017 itu USD14,19 miliar. Naik lumayan tinggi kalau dibanding September 2017 yaitu naik 11,04%," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/11/2017).

Jika dilihat menurut penggunaannya, total impor pada Oktober 2017 salah satunya dipengaruhi kenaikan impor barang konsumsi. Pada September 2017, nilai impor barang konsumsi masih sekitar USD1,12 juta dan pada Oktober 2017 naik 11,68% menjadi USD1,25 juta.

"Barang konsumsi yang naik tinggi di Oktober ini adalah jeruk mandarin segar (fresh mandarin) dan mentega (creamy butter)," imbuh dia.

Berdasarkan data BPS, pada Oktober 2017 Indonesia mengimpor jeruk mandarin dari China sebesar USD9,9 juta. Nilai impor ini meroket hingga 147,5% dibanding realisasi impor pada September 2017 yang sebesar USD4 juta.

Sementara jika dibanding periode sama tahun lalu, impor jeruk mandarin China ke Indonesia baru sekitar USD7,8 juta. Secara kumulatif, pasokan jeruk mandarin impor pun mengalami kenaikan.

Pada Januari hingga Oktober 2016 jumlahnya baru sekitar USD51,2 juta dan pada periode sama tahun ini naik hingga 67,19% menjadi USD85,6 juta.

Kepala Sub Direktorat Statistik BPS Rina Dwi Sulastri mengungkapkan, tingginya impor jeruk mandarin dari China disebabkan karena saat ini negeri Tirai Bambu tengah menghadapi panen besar.

Tak ayal, jumlah jeruk mandarin yang diekspor negara tersebut juga mengalami peningkatan tajam. "Di China panen besar, jadinya dikirim ke kita (Indonesia)," imbuhnya.

Sementara itu untuk mentega (creamy buttery), data BPS menunjukkan bahwa Indonesia mengimpor hingga USD17,4 juta atau naik 200% dibanding September 2017 yang sebesar USD5,8 juta. Adapun mentega impor yang masuk ke Indonesia berasal dari Selandia Baru. (sumber)