Image result for presiden chechnya marah besar

Pemimpin kharismatik Chechnya, Ramzan Kadyrov, begitu emosional menyikapi sikap keras yang ditunjukkan negeri Yahudi, Israel. Dia bahkan telah mengumumkan bahwa dia siap mengundurkan diri untuk pindah ke Yerusalem menjadi penjaga keamanan Masjid Al-Aqsa seumur hidupnya.

Pengumuman pemimpin muslim wilayah otonom Rusia itu disampaikan pada hari Kamis (27/7/2017) melalui pesan Telegram-nya.

”Saya siap melepaskan kekuasaan saya dan melayani pada struktur yang memberikan keamanan di situs suci bagi semua umat Islam itu. Menjadi sukarelawan dan menjaga Masjid Al-Aqsa sepanjang sisa hidup saya,” tulis Kadyrov, yang dikutip Russia Today.

Kadyrov menentang situasi di mana perang melawan terorisme telah digunakan sebagai dalih politik yang ditujukan untuk melawan umat Islam.

Niatnya itu akan dia sampaikan kepada Raja Yordania, Abdullah II. Sebab, raja negara itulah yang memiliki status sebagai penjaga situs suci di Yerusalem.

Kadyrov selama ini kerap mengecam aksi terorisme. Dia pernah menyerukan semua negara Islam untuk bergabung melawan kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Namun, dia juga berulang kali menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya melakukan tindakan untuk membangkitkan kebencian terhadap umat Islam di seluruh dunia, mengalihkan perhatian publik dari berbagai masalah di Timur Tengah, dan menghancurkan negara-negara Islam dari dalam.

Pada tahun 2014, Kadyrov berjanji untuk menghancurkan ISIS setelah kelompok tersebut mengancam untuk menyerang Rusia. Dia bahkan pernah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin agar mengirim infantri Chechnya dan dirinya ke Suriah untuk perang melawan ISIS.

Pengumuman Kadyrov muncul di tengah ketegangan yang berlarut-larut antara jemaah muslim Palestina dengan pasukan Israel setelah serangan tiga pria bersenjata yang menewaskan dua polisi Israel di situs suci pada 14 Juli lalu.

Israel menutup Masjid Al-Aqsa usai serangan mematikan tersebut. Israel kemudian membuka kembali masjid itu dengan aturan keamanan baru, yakni memasang detektor logam dan CCTV di pintu masuk kompleks masjid. Aturan baru itu membuat marah jemaah Palestina dan memicu bentrok lanjutan.

Atas tekanan sejumlah pihak, Israel akhirnya melepas dua alat keamanan itu. Pelepasan dua alat tersebut dirayakan para jemaah Palestina sebagai hari kemenangan.